Minggu, 08 Mei 2011

LAPORAN PRAKTIKUM




FISIOLOGI HEWAN
  Kadar Gula Darah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas karohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula darah setelah makan, pankreas melepaskan insulin yang membantu membawa gula darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar atau disimpan sebagai lemak apabila kelebihan. Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau mereka yang tidak berolahraga seringkali menderita resistensi insulin. Konsekuensinya, tingkat gula darah meningkat di atas normal (Lopulalan, 2008).
Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino, gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah meningkat. Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darah melalui sistem feed-back negative (Anonimous, 2011).
Kadar gula darah dalam tubuh setiap individu berbeda-beda, tinggi rendahnya kadar gula darah dipengaruhi sekresi hormon insulin dan glukagon sebagai peranan terpenting dalam metabolisme. Perbedaan kadar gula darah bagi orang yang berpuasa dan juga orang yang sudah makan perlu diketahui oleh karena itu pada praktikum ini akan menghitung jumlah kadar gula dari kedua sampel darah tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah:
1.      Bagimana mengukur kadar gula darah saat puasa dan setelah makan?
1.3  Tujuan
Tujuan pada praktikum ini adalah:
1.       Untuk mengetahui kadar gula darah saat puasa dan setelah makan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hormon Insulin dan Glukagon
Glukosa darah berasal dari absorpsi pencernaan makanan dan pembebasan glukosa dari persediaan glikogen sel. Tingkat glukosa darah akan turun apabila laju penyerapan oleh jaringan untuk metabolisme atau disimpan lebih tinggi daripada laju penambahan. Penyerapan glukosa oleh sel-sel distimulus oleh insulin, yang disekresikan oleh sel beta dari pulau-pulau Langerhans. Glukosa berpindah dari plasma ke sel-sel karena konsentrasi glukosa dalam plasma lebih tinggi daripada dalam sel. Di dalam sel, glukosa dikonversi menjadi glukosa 6 fosfat yang ditahan dalam sel sebagai hasil daripada pengurangan permeabilitas membrane oleh pengaruh kelompok fosfat. Insulin meningkatkan masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan laju transport terbantu dari glukosa melintasi membran sel. Begitu glukosa telah masuk sel, segera difosforilasi untuk menjaganya tanpa control (Soewolo, 2000).
Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas karohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula darah setelah makan, pankreas melepaskan insulin yang membantu membawa gula darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar atau disimpan sebagai lemak apabila kelebihan. Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau mereka yang tidak berolahraga seringkali menderita resistensi insulin. Konsekuensinya, tingkat gula darah meningkat di atas normal (Anonimous, 2011).
          Dalam otot rangka insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel otot yang juga menstimulasi sintesis glikogen. Dengan demikian simpanan glikogen dalam sel otot meningkat. Penyerapan asam amino ke dalam hati, otot dan jaringan adipose juga meningkat setelah makan sebagai respon adanya insulin (Soewolo, 2000).
Penolakan insulin adalah kondisi pada jumlah normal insulin yang tidak mencukupi untuk menanggapi respon insulin normal dari lemak, otot dan sel hati. Penolakan insulin pada sel lemak merupakan akibat dari hidrolisis. Penolakan insulin pada otot mengurangi pengambilan glukosa, dan penolakan insulin pada hati mengurangi stok glukosa, dengan akibat pada penyediaan glukosa darah. Penolakan insulin dapat disebabkan oleh sindrom metabolisme dan diabetes melitus tipe 2 (Lopulalan, 2008).
Glukagon merupakan hasil dari sel alfa, yang berperan untuk meningkatkan derajad glukosa darah ketika kadar glukosa darah turun di bawah normal. Target dari glukagon adalah hati. Glukagon mempercepat perubahan glikogen menjadi glukosa (glikogenesis), mendorong pembentukan glukosa dari asam laktat dan asam amino tertentu (glukoneogenesis) dan mempertinggi penglepasan glukosa dalam darah. Sebagai hasilnya derajad glukosa darah naik (Soewolo, 2005).
Insulin dan glukagon adalah hormon yang bekerja secara antagonis dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Hal ini merupakan suatu fungsi bioenergetik dan homeostasis yang sangat penting, karena glukosa merupakan bahan bakar utama untuk respirasi seluler dan sumber kunci kerangka karbon untuk sintesis senyawa organik lainnya. Keseimbangan metabolisme bergantung pada pemeliharaan glukosa darah pada konsentrasi yang dekat dengan titik pasang, yaitu sekitar 90 mg/ 100 mL pada manusia. Ketika glukosa darah melebihi kadar tersebut, insulin dilepaskan dan bekerja menurunkan konsentrasi glukosa. Ketika glukosa turun dibawah titik pasang, glukagon meningkatkan konsentrasi glukosa. Melalui umpan balik negatif, konsentrasi glukosa darah menentukan  jumlah relatif insulin dan glukagon (Campbell, 2004).


2.2 Diabetes Mellitus
Penyakit diabetes adalah merupakan penyakit akibat gangguan kelenjar endokrin. Diabetes muncul karena adanya gangguan keseimbangan hormon, dimana terjadi penurunan produksi hormon insulin. Jumlah yang kurang dari hormon insulin menyebabkan kandungan glukosa dalam plasma darah tetap tinggi (hyperglicemia), karena sebenarnya insulin berperanan membantu proses perubahan glukosa dalam darah menjadi glikogen sebagai gula otot (Soewolo, 2000).
Penderita diabetes memerlukan hormon insulin dari luar guna mengembalikan kondisi gula tubuhnya menjadi normal kembali. Insulin ini dimasukkan dengan cara penyuntikan atau injeksi. Sumber insulin ini bisa berasal dari kelenjar mamalia atau dari mikroorganisme hasil rekayasa genetika. Jika dari mamalia, insulin yang paling mirip dengan insulin manusia adalah dari babi (lihat strukturnya).
Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin babi : C257H383N65O77S6 MW=5777,6 (hanya 1 asam amino berbeda)
Insulin sapi : C254H377N65O75S6 MW=5733,6 (ada 3 asam amino berbeda)
Kita tahu bahwa produksi insulin pada diabetesi turunan (Tipe1) tidak mencukupi, atau tiada sama sekali. Pabrik insulinnya memang gagal berproduksi. Cara rasional dipikirkan bagaimana memacu agar kelenjar yang berada di dekat lambung ini lebih giat berproduksi, sekiranya masih memungkinkan (Nurachman, 2003).
Penanganan Diabetes mellitus memerlukan pemeliharaan jangka panjang kadar gula darah yang sedekat mungkin dengan kadar normal untuk memperkecil resiko vaskular. Pengukuran kadar gula darah puasa tunggal merupakan indikasi tercepat keadaan pasien beberapa jam sebelumnya, tetapi tidak mewakili status sebenarnya dari pengaturan gula darah. Indeks akurat rata-rata konsentrasi gula darah diperoleh dengan pengukuran hemoglobin A1C (HbA1C) setiap dua sampai tiga bulan. HbA1C merupakan suatu glikohemoglobin yang dibentuk dalam dua tahap oleh glikasi nonenzimatik dari hemoglobin A (HbA). Kadar HbA1C sebanding dengan rata-rata konsentrasi glukosa serta jangka waktu sirkulasi hemoglobin (Anonimous, 2011).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Kadar Glukosa Dalam Darah ini dilaksanakan pada Hari Senin  pukul 10.00-11-30 WIB dan bertempat di Laboratorium Jurusan Biologi Dasar B Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.    Glukometer                                                      1 Buah
2.    Strip glukotest                                                  1 Buah
3.    Blood Lancet                                                    1 Buah
4.    Kapas                                                              1 Gulung
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1.    Alkohol 70 %
2.    Darah probandus perempuan puasa
3.    Darah probandus perempuan setelah makan
4.    Darah probandus laki-laki puasa
5.    Darah probandus laki-laki setelah makan

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pengukuran kadar glukosa puasa
1.      Melakukan puasa minimal 8 jam sebelum mengambil darah puasa pada probandus.
2.      Menyiapkan glukometer dan strip glukotest.
3.      Membersihkan ujung jari dengan kapas beralkohol.
4.      Membiarkan ujung jari mengering.
5.      Menusuk ujung jari dengan menggunakan lancet steril dan membiarkan darah keluar.
6.      Memasukkan strip glukotest pada glukometer.
7.      Menunggu hingga terlihat gambar tetesan darah.
8.      Meneteskan darah pada tempat reagen di strip glukotest.
9.      Menunggu gambar proses (gambar jam pasir) sampai selesai.
10.  Membaca kadar glukosa darah.

3.3.2 Pengukuran kadar glukosa tidak puasa
1.      Melakukan makan dalam jumlah cukup, menunggu selama 2 jam.
2.      Menyiapkan glukometer dan strip glukotest.
3.      Membersihkan ujung jari dengan kapas beralkohol.
4.      Membiarkan ujung jari mengering.
5.      Menusuk ujung jari dengan menggunakan lancet steril dan membiarkan darah keluar.
6.      Memasukkan strip glukotest pada glukometer.
7.      Menunggu hingga terlihat gambar tetesan darah.
8.      Meneteskan darah pada tempat reagen di strip glukotest.
9.      Menunggu gambar proses (gambar jam pasir) sampai selesai.
10.  Membaca kadar glukosa darah.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan pada praktikum ini diperoleh hasil sebagai berikut :

Nama/ Golongan Darah
Tinggi & Berat
Puasa
Makan
Fitroh Sani/ A
46/160
96 Mg/ DL
-
Hakim/
50/161
-
102 Mg/DL
Indah Setyo Rini/ B
42/155
56 Mg/DL
-
Enni Mutiati/O
48/150
108 Mg/DL
-
Yogama Tetrasani/O
58/170
-
80 Mg/DL
Mulyo Sejati/O
60/155
-
74 Mg/DL
Samsul Bahri/B
52/167
90 Mg/DL
-
Aniqul Mutho’/AB
45/163
-
134 Mg/DL
Arif Lukmanul Hakim/O
55/170
-
73 Mg/DL
Warda/A
45/160
-
122 Mg/DL
Arum sekar Buana/O
43/154
-
48 Mg/DL

Mursidi/B
68/162
77 Mg/DL

Lukman Baihaqi
60/167
69 Mg/DL
-

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil tes kadar gula darah pada probandus didapatkan hasil yang berbeda-beda. Hasil tes kadar gula yang puasa yaitu Fitroh Sani dengan berat/tinggi 46/160 diperoleh 96 Mg/DL, Indah Setyo Rini dengan berat 42/155 diperoleh 56 mg/DL, Enni mutiati dengan berat/tinggi 48/150 diperoleh 108 mg/DL, Samsul Bahri dengan berat/tinggi 52/167 diperoleh 90 mg/DL, Mursidi dengan berat/tinngi 68/162 diperoleh 77 mg/DL dan Lukman Baihaqi dengan berat/tinggi diperol kadar gula dalam darah yaitu 69 mg/DL. Sedangkan tes kadar gula yang tidak puasa yaitu Hakim dengan berat/tinggi 50/161 diperoleh 102 mg/DL, Yogma Tetrasani dengan berat/tinggi 58/170, Mulyo Sejati dengan 60/155 diperoleh 74 mg/DL, Aniqul Mutho’ dengan berat/tinggi 45/163 diperoleh 134 mg/DL, Arif Lukmanul Hakim dengan berat/tinggi 55/170 diperoleh 73 mg/DL, Warda dengan berat/tinggi 45/160 diperoleh 122 mg/DL, Arum Sekar Buana dengan berat/tinggi 43/154 diperoleh 48 mg/Dl.
Dari hasil di atas bisa disimpulkan bahwasannya kadar gula darah seseorang itu dapat dipengaruhi oleh berat badan, berat badan lebih tinggi maka kadar gula darahnya juga tinggi. Bisa juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, kadar gula darah cowok lebih besar dari kadar gula darah cewek karena kandungan protein serta karbohidrat yang disimpan lebih banyak dari cowok. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu dari makanan yang dimakan, jika makanan yang dimakan mengandung banyak gizi serta karbohidrat dan protein  seperti nasi dan telur ceplok maka kadar gulanya akan meningkat lebih banyak dibandingkan dengan memakan makanan yang mengandung sedikit protein. Hal lain yang menjadi factor utama adalah dari seseorang yang puasa minimal 8 jam dan juga seseorang yang sudah makan. Orang yang sedang puasa maka kadar gulanya akan menurun dibandingkan orang yang sudah makan, hal itu disebabkan karena karbohidrat yang diserap dalam bentuk glukosa dalam tubuh orang yang sudah makan akan naik sedangkan pada orang puasa suplai glukosa dalam tubuh rendah.
Dalam keadaan normal, kadar gula darah berkisar antara 80-140. Setiap kali sehabis makan, pankreas segera produksi insulin untuk mengolah karbohidrat dan berkisarlah kadar gula darah antara 80-140. Bagi penderita DM, angka kadar gula darah antara 80-140 sudah terkategori tinggi. Untuk kembali normal, perlu diatur pola makan, olah raga, jamu, obat dan suntikan insulin. Upaya tersebut hanya dapat mengatasi atau mengendalikan kadar gula darah, tetapi tidak menyembuhkan. Kecuali zat karbohidrat, dalam makanan sehari-hari terdapat protein (10-15%) dan lemak (20-25%). Presentase karbohidrat sekitar 60-70% sekaligus sebagai sumber utama energi (tenaga). Pada penderita DM, sebagian (besar) karbohidrat tidak dapat diubah menjadi tenaga. Karenanya penderita DM gampang sekali lelah akibat langsung dari persediaan energi yang terbatas.
Makanan (minuman) yang banyak mengandung karbohidrat adalah nasi, roti, mi, jagung, tales, singkong, gula dan madu. Agar gula darah tidak tinggi, karena semua makanan tersebut harus dibatasi (nasi, roti, dan lain-lain), atau bahkan dipantang (gula) (Anonimous, 2011).
Glukosa bersama asam lemak adalah molekul-molekul bahan bakar utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, jantung, otot, dan jaringan adiposa. Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor amat penting, khususnya untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula darah bervariasi, tergantung status nutrisi. Kadar gula normal manusia, beberapa jam setelah makan sekitar 80mg/ 100ml darah, tetapi sesaat sehabis makan meningkat sampai 120mg/100 ml. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis) terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara (Nurachman, 2003).

4.2.1        Glukosa Darah Setelah Makan
Peningkatan glukosa darah segera setelah makan menstimulasi sekresi insulin dan supresi glukagon. Hal itu bersamaan pula dengan pemasukan glukosa ke dalam hati, stimulasi sintesis glikogen, dan penghambatan degradasi glikogen. Perubahan ini juga memicu produksi glukokinase (enzim pertama untuk membakar glukosa menjadi energi melalui proses glikolisis), penyediaan substrat- substrat untuk sintesis glikogen, dan pengaktifan asetil- CoA karboksilase (enzim untuk sintesis asam lemak di hati, kemudian asam lemak ditranspor ke jaringan adiposa dalam bentuk lemak). Sintesis glikogen serupa, juga terjadi di otot (Nurachman, 2003).
Beberapa jam kemudian, bila kadar glukosa turun, kejadian sebaliknya berlangsung. Sekresi insulin ditekan dan sekresi glukagon ditingkatkan. Penurunan insulin mengurangi penggunaan gula oleh otot, hati, dan jaringan adiposa. Kejadian ini mempromosikan mobilisasi glikogen dalam hati melalui mekanisme kaskade yang mengaktifkan glikogen fosforilase (enzim pertama dalam tahapan degradasi glikogen) dan menonaktifkan glikogen sintase (enzim untuk sintesis glikogen). Degradasi lemak di adiposa juga teraktifkan. Mekanisme pengaturan kadar gula di atas terjadi secara otomatis sehingga kadar gula darah konstan dan selalu tersedia untuk menjalankan fungsi otak. Semua ini dapat berlangsung atas kerja prima pankreas yang memproduksi enzim-enzim pencernaan dan hormon- hormon pengatur kadar gula darah (Nurachman, 2003).

4.2.2        Kadar Gula Darah Orang Puasa
Mekanisme kadar gula orang puasa adalah pengurangan konsumsi kalori secara fisiologis akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Ini akan meningkatkan sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah dan menurunkan suhu tubuh. Pengontrolan gula darah yang baik akan mencegah penyakit diabetes tipe 2, yang disebabkan hormon insulin tidak sensitif lagi mengontrol gula darah.Puasa sangat bagus dalam menurunkan kadar gula dalam darah hingga mencapai kadar seimbang. Berdasarkan ini, puasa sesungguhnya memberikan kesempatan kepada kelenjar pankreas untuk beristirahat. Maka, pankreas pun mengeluarkan insulin yang menetralkan gula menjadi zat tepung dan lemak. Sudah banyak dilakukan usaha pengobatan terhadap diabetes dengan mengikuti "sistem puasa" selama lebih dari 10 jam dan kurang dari 20 jam. Setiap kelompok mendapatkan pengaruh sesuai keadaan. Kemudian, para penderita mengonsumsi makanan ringan secara berurutan yang kurang dari 3 minggu. Metode ini telah mencapai hasil menakjubkan dalam pengobatan diabetes dan tanpa menggunakan satu pun obat kimiawi (Romdoni, 2007).

4.2.3        Air Kencing Mengandung Glukosa
Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau merugikan. Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau dikerubuti semut. Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya. Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl (Anonimous, 2011).

4.2.4        Penanganan Diabetes
Penanganan Diabetes mellitus memerlukan pemeliharaan jangka panjang kadar gula darah yang sedekat mungkin dengan kadar normal untuk memperkecil resiko vaskular. Pengukuran kadar gula darah puasa tunggal merupakan indikasi tercepat keadaan pasien beberapa jam sebelumnya, tetapi tidak mewakili status sebenarnya dari pengaturan gula darah. Indeks akurat rata-rata konsentrasi gula darah diperoleh dengan pengukuran hemoglobin A1C (HbA1C) setiap dua sampai tiga bulan. HbA1C merupakan suatu glikohemoglobin yang dibentuk dalam dua tahap oleh glikasi nonenzimatik dari hemoglobin A (HbA). Kadar HbA1C sebanding dengan rata-rata konsentrasi glukosa serta jangka waktu sirkulasi hemoglobin (Lopulalan, 2008).








BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan tentang kadar gula darah maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Mekanisme kadar gula orang puasa adalah pengurangan konsumsi kalori secara fisiologis akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Ini akan meningkatkan sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah dan menurunkan suhu tubuh.
2.      Kadar gula darah orang yang setelah makan akan naik, hal ini dikarenakan kandungan karbohidrat yang akan dipecah menjadi glukosa sebagai energi dalam tubuhnya untuk aktifitas otak. Hal ini akan menstimulasi sekresi insulin dan supresi glukagon.
3.      Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau merugikan. Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni.


DAFTAR PUSTAKA

 (Anonimous,2011).Information and facts on the Insulin.
Akses : Akses 03 Mei 2011
Campbell, Neil A. dkk. 2004 .Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Lopulalan,   Christine Rosalina. 2008. Sekilas Tentang Diabetes Mellitus. Jakarta: Media Artikel.

Nurachman, Zeily. 2003. Diabetes. Bandung: ITB.
Romdoni, Rochmad. 2007. Puasa Itu Sehat. Surabaya: Jawa Pos.
Soewolo, dkk. 2000. Fisiologi Hewan. Jakarta: Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Soewolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar